Selamat datang di Blog Ikatan Keluarga Rantepuang & Mellangkenapadang, Kritik dan saran sangat kami harapkan. Terima kasih atas kunjungannya....
SAAT INI BLOK IKRM SEDANG DALAM PERBAIKAN. TERIMA KASIH

IKRM-MAMASA

17 November 2011

Wisata Alam Limbong Babak

Inilah foto terbaru kolam Limbong Babak, yang terletak di Kampung Batu Ma’tombon, perbatasan antara Desa Rantepuang dan Mellangkenapadang sekitar 15 KM dari ibu kota Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.
Kolam Limbong Babak ini sering diceritakan orang tua ketiga mendongeng untuk anak cucu mereka di malam hari. Saya bertemu beberapa petua adat yang bersedia bercerita mengenai tempat ini.
Menurut masyarakat atau petua adat setempat, dulunya lokasi ini masih banyak di tumbuhi pohon besar. Kolam yang ada dulunya kecil saja, tetapi tidak pernah kering walaupun pada musim kemarau karena ada mata air yang cukup besar. Orang-orang dulu menjadikan tempat mengembala kerbau. Setelah dibuatkan pematang(Kondo), berubahlah menjadi kolam yang besar seperti sekarang.
Konon dulu kala, tempat ini dikeramatkan, sering ditempati oleh nenek moyang meminta sesuatu yang mereka inginkan, miminta keturunan, rezeki atau benda-benda gaib. Tempat ini sering juga dijadikan tempat memuja para dewa-dewa atau roh-roh yang mereka percayai. Dengan membawa berbagai macam sesajen seperti nasi pulut, telur, ayam. Bahkan yang mampu bisa membawa babi untuk di persembahkan kepada dewa-dewa dan roh-roh dan untuk dimakan secara bersama-sama.
Ada bebera fenomena yang aneh dan unik di tempat ini seperti:
1. Adanya tedong manurun (kerbau siluman) yang sering muncul di sekitar tempat ini utamanya di tengah-tengah kampung Batu Ma’tombon sebab dengan adanya satu sumur di tengah kampung kira-kira seluas 1×1 meter yang di perkirakan tembusan dari “Limbong Babak”. Jika kita membuang buah jeruk ke dalam sumur tersebut, beberapa saat kemudian muncul di kolam Limbong Babak.
2. Adanya Lulun latte( semacam ular naga) yang berada di dalam kolam, yang sering terlihat di anggap bebahaya bagi masyarakat setempat.
3. Adanya kayu awuk( semacam benda gaib) di tengah-tengah kolam, yang katanya menimbulkan aroma yang enak. Pada waktu memnadikan kerbau, misalnya, kerbaunya terus mencari benda ini sampai dia dapat.
Saya mengajak wisatawan lokal maupun internasional menyaksikan tempat unik yang masih orisinil ini. Bila dikelolah dengan baik, tempat ini layak jadi objek berwisata. Sejauh ini, Pemerintah Kabupaten Mamasa, khususnya dinas pariwisata belum secara resmi mengakui sebagai salah satu objek wisata.
Saya berharap pemerintah dapat memanfaatkan potensi wisata ini.
Kiriman: Demianus Tarra’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar